Mengutip laman resmi BRIN, berdasarkan peta gempa 2017 yang sedang diperbarui dan diproyeksikan rampung pada akhir 2024, lokasi megathrust di Indonesia umumnya terletak di sisi barat Sumatra hingga selatan Jawa.
WAHANAMEDIA.COM –Merujuk Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017, setidaknya ada empat segmen megathrust di selatan Pulau Jawa, yakni Megathrust Selat Sunda-Banten, Megathrust Jawa Barat, Megathrust Jateng-Jatim, dan Megathrust Bali.
Pulau Jawa dikepung oleh sejumlah zona megathrust, yang semuanya berada di selatan Jawa. Zona megathrust ini perlu mendapat perhatian khusus karena menyimpan energi besar dan dapat memicu gempa dahsyat dan tsunami.
Seismic gap merupakan zona sumber gempa potensial, akan tetapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir. Zona ini diduga sedang mengalami proses akumulasi medan tegangan/stress kerak Bumi.
“Seismic gap itu kami temukannya di daerah Enggano ke selatan, daerah Mentawai, daerah Selat Sunda, sampai selatan Jawa, sampai ke Bali, Lombok. Makanya mungkin ini mendapat highlight dan peringatan yang cukup kuat dari beberapa pihak,” kata Rahma dalam sebuah diskusi daring yang tayang di kanal YouTube BRIN, Jumat (30/8/2024).
Mengutip laman resmi BRIN, berdasarkan peta gempa 2017 yang sedang diperbarui dan diproyeksikan rampung pada akhir 2024, lokasi megathrust di Indonesia umumnya terletak di sisi barat Sumatra hingga selatan Jawa.
“Bidang megathrust ini seukuran Pulau Jawa. Bayangkan jika bergerak 20 meter secara serentak, goncangannya akan sangat besar,” urainya.
400 tahun sekali
Gempa akibat energi besar yang dilepaskan megathrust di selatan Jawa diperkirakan bisa terjadi setiap 400 tahun sekali dengan Magnitudo 8,8.
Pada tahun 2022, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa hal tersebut berdasarkan perhitungan sejumlah peneliti menggunakan Global Positioning System (GPS).
“Kami mencoba menggunakan GPS, Bumi kita bergerak dan pergerakannya itu bisa dihitung dari GPS. Pergerakannya ini kemudian kita estimasi sampai maksimalnya itu dia bisa menahan itu kekuatan gempanya berapa,” paparnya.
“Sampai untuk Selatan Jawa hitungan periode ulang itu ada di kisaran 400 tahunan. Satu segmen megathrust dengan kekuatan 8,8,” imbuhnya.
Megathrust merupakan lajur zona pertemuan antar lempeng tektonik (subduksi) yang kedalamannya terbilang dangkal, yakni kurang dari 50 km.
Selatan Jawa memiliki dua segmen megathrust, yakni segmen selatan Jawa bagian barat dan segmen selatan Jawa bagian timur.
“Kita punya dua segmen, segmen selatan Jawa bagian barat dan selatan Jawa bagian timur, kalau dia pecah satu-satu yang barat itu M 8,8, yang timur itu M 8,9, kalau pecah langsung itu sekitar M 9,1,” ungkap Abdul.
Meski demikian, informasi yang kurang mencukupi membuat Abdul tidak dapat menarik kesimpulan kapan gempa megathrust tersebut akan terjadi. Namun, catatan terakhir menunjukkan gempa megathrust selatan Jawa terakhir kali terjadi pada 1818.
“Kita masih belum bisa menentukan ini kira-kira berapa puluh tahun lagi dia akan perulangan dengan kekuatan 8,8 sampai 9 ini. Jadi yang harus menjadi tantangan kita di sini untuk bisa menggali lebih dalam lagi untuk mengetahui di belakang itu historisnya seperti apa,” pungkasnya.(*)