Trio Musik Batak Bersuara Tenor Warnai Belantika Musik Tanah Air

Trio Musik Batak Bersuara Tenor Warnai Belantika Musik Tanah Air

Partolu adalah kolaburasi grup musik Indonesia yang beranggotakan tiga orang yaitu, Santer Simanjuntak, Bobby Sirait, dan Jack Hutagalung.

WAHANAMEDIA.COM –Perkembangan musik di Indonesia sudah mulai tumbuh sejak tahun 60 hingga 70-an. Banyak musisi-musisi hebat lahir dari berbagai penjuru daerah. Batak menjadi “gudang”nya para penyanyi dan kelompok bermusik.

Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi jika sebagian besar orang Batak memiliki ciri suara yang merdu dalam hal bernyanyi.

Ada banyak musisi Batak baik itu solo maupun grup yang mempunyai karya yang cukup diminati oleh orang Batak sendiri bahkan juga diminati oleh suku lain.

Partolu Grup Musik Batak Bersuara Tinggi/Youtube Wahana Records
Partolu Grup Musik Batak Bersuara Tinggi/Youtube Wahana Records

Salah satu kelompok bermusik yang mulai populer dan kondang di industri musik Indonesia yaitu Partolu yang merupakan kolaburasi tiga vokalis bersuara tenor dari tiga grup musik Batak berbeda besutan Produser Wahana Musik Digital Muchtar P. Simanjuntak.

Partolu adalah kolaburasi kelompok trio musik batak Gabe Na Trio, Lamtama Trio, dan Simanjuntak Star.

Partolu adalah kolaburasi grup musik Indonesia yang beranggotakan tiga orang yaitu, Santer Simanjuntak, Bobby Sirait, dan Jack Hutagalung.

Uniknya, band yang mengusung aliran pop, rock and roll ini dikolaburasikan di Jakarta pada awal bulan Januari tahun 2024.

Karya-karya terbaik mereka tentunya cukup dikenal oleh masyarakat Batak, seperti “Marsak Au Ito” ciptaan Mangara T. Manik, dan “Lupahon Ma” ciptaan Tigor Gipsy Marpaung.

Personil Grup Musik Partolu Santer Simanjuntak/Youtube Wahana Records
Personil Grup Musik Partolu Santer Simanjuntak/Youtube Wahana Records

Salah seorang personil Partolu Santer Simanjuntak mengisahkan, dibentuknya grup musik Partolu mengusung lagu-lagu yang bertemakan kisah percintaan sepasang kekasih.

“Seperti lagu “Marsak Au Ito” mengisahkan perihal kekasih yang kecewa karena dikhiantai pacarnya. Sedangkan lagu “Lupahon Ma” yang menceritakan kisah percintaan sepasang kekasih yang putus karena sang kekasih menikah dengan orang lain dan seiring perjalanan Waktu sang kekasih berpisah dengan pasangannya dan meminta Kembali rujuk dengan kekasih lamanya, namun sang mantan menolak dan bahkan meminta untuk melupakannya,” urai Santer Simanjuntak.

Santer Simanjutak berharap agar lagu-lagu lokal bisa diterima di generasi muda batak khususnya dan pecinta musik batak di tanah air pada umumnya.

“Ya, jadi kami bertujuan agar melalui musik batak para kawula muda bisa mempelajari dan mengerti Bahasa batak. Semisal, seperti salah satu grup musik asal Ausria yang dipunggawai Herman Delago bisa dengan antusias membawakan lagu-lagu batak.Kenapa kita tidak?. Dan kedepan harapan kami bagaimana musik etnik batak bisa ‘Go International”,” tutur Santer Simanjuntak kepada wahanamedia.com, Senin (1/7/2024).

Partolu Grup Musik Batak Bersuara Tinggi/Youtube Wahana Records
Partolu Grup Musik Batak Bersuara Tinggi/Youtube Wahana Records

Apalagi, imbuh Santer Simanjuntak, Banyaknya suku bangsa yang mendiami kepulauan Indonesia tentu melahirkan beragam seni budaya dari masa ke masa, tak terkecuali lagu daerah dan instrumennya.

“Jadi dalam perjalanannya, produk kultur tersebut menjadi bagian dari identitas bangsa. Namun tantangan muncul tatkala musik dari negara-negara lain menggempur telinga masyarakat Tanah Air,” ulasnya.

Partolu Grup Musik Batak Bersuara Tinggi/Youtube Wahana Records
Partolu Grup Musik Batak Bersuara Tinggi/Youtube Wahana Records

Santer Simanjutak memaparkan, perihal mengolah musik tradisional dengan cara yang tepat adalah tantangan yang perlu diatasi. Sehingga kesan musik tradisional yang ketinggalan zaman tak ada lagi.

“Di dunia musik tradisional menurut pandangan saya memang perlu inovasi serta kreatif dalam pengemasannya, seperti penggunaan lirik lagu dengan bahasa batak yang mudah dimengerti oleh generasi muda saat ini,” terang Santer Simanjuntak.

Di sisi lain, Santer Simanjuntak mengatakan Pemerintah perlu memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada musisi muda Indonesia untuk mengembangkan karya mereka.

“Ya jadi siapa yang akan mendengarkan karya musik tradisional, jika tak ada apresiatornya. Oleh karenanya, selain mengembangkan ‘pengemasan’ musik tradisional, kita juga harus membangun minat masyarakat Indonesia akan musik tradisional. Sebab, musik merupakan bahasa universal dan saya yakin dengan kekhasannya, musik tradisional Indonesia dapat meraih panggung internasional,” pungkas Santer Simanjuntak.(BJP)

 

editor

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://conference.univpancasila.ac.id/bimatoto/ https://ejemplo.designingsolutions.com.co/boost/ https://sungrakcolombia.org/dia https://teknik.unwim.ac.id/boots/index.html https://graduatenstru.com/4388-2/ https://elearning.ulm.ac.id/s/ https://jurnal.ukdc.ac.id/bima/ https://jurnal.ukdc.ac.id/n/ https://jurnal.ukdc.ac.id/s/ https://jurnal.ukdc.ac.id/b/ https://ying-rodban.com/sateslot/ https://jurnalfaktarbiyah.iainkediri.ac.id/locale/bimatoto/ https://jurnalfaktarbiyah.iainkediri.ac.id/locale/burungbet/ https://elearning.ulm.ac.id/bi/ https://elearning.ulm.ac.id/n/ https://elearning.ulm.ac.id/b/ https://landing-alwise.bithouse.id/boost/ https://ejurnal.bkkbn.go.id/boost/