Bentuk topeng Banjar terdiri dari Topeng Gunung Sari, Topeng Patih, Topeng Panji, Topeng Batarakala (Sangkala atau Gajah Barung), Topeng Pantul, Topeng Tambam, Topeng Pamambi, Topeng Pamimdu, Topeng Kalana, Topeng Ranggajiwa, dan lain-lain.
WAHANAMEDIA.COM –Tari Topeng Banjar adalah kesenian yang berasal dari Kalimantan Selatan dengan menggunakan topeng tradisional yang berkembang sejak masa Kerajaan Negara Dipa, serta dikenal di dalam kalangan istana raja.
Tari topeng juga salah satu budaya masyarakat Banjar, yang merupakan suku asli di daerah tersebut. Asal usul tari topeng ini bisa ditelusuri kembali ke abad ke-17, saat kerajaan Banjar mulai mengembangkan seni dan budaya lokal.
Bentuk topeng Banjar terdiri dari Topeng Gunung Sari, Topeng Patih, Topeng Panji, Topeng Batarakala (Sangkala atau Gajah Barung), Topeng Pantul, Topeng Tambam, Topeng Pamambi, Topeng Pamimdu, Topeng Kalana, Topeng Ranggajiwa, dan lain-lain.
Kalimantan Selatan memiliki satu tari yang punya keunikan, yaitu Tari Topeng. Tari ini merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional kaya akan nilai budaya dan sejarah.
Melansir dari Kemendikbud, Tari Topeng digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan cerita dan legenda daerah, sering kali diiringi dengan musik tradisional.
Topeng yang digunakan dalam pertunjukan ini terbuat dari berbagai bahan, seperti kayu dan kulit, yang diukir dengan detail dan dicat dengan warna-warna cerah. Setiap topeng menggambarkan karakter tertentu, baik itu dewa, pahlawan, maupun tokoh dalam cerita rakyat.
Dari sekian banyak seni tari yang dikembangkan dan berkembang di masyarakat Banjar , terdiri dari beberapa jenis yakni, tari klasik seperti tari Baksa yang diiringi musik Gemalan Banjar maupun tari tradisional yang diiringi musik panting.
Diantara tari klasik yang menyimpan keunikan tersendiri ialah Tari Topeng atau sering juga disebut Manuping. Tari topeng ini sendiri merupakan bagian dari rangkaian ritual Manuping itu sendiri, dimana Manuping ini adalah sebuah upacara tradisi yang hingga kini masih lestari di beberapa daerah di tanah Banjar.
Tari topeng sendiri, sejatinya bukan pergelaran untuk hiburan tapi semata untuk keperluan upacara, atau bisa juga berfungsi untuk keperluan Batatamba (pengobatan) terhadap orang sakit seperti kapingitan (akibat kelalaian melakukan tradisi) dengan cara-cara tertentu.
tradisi menari topeng ini juga sudah tumbuh dan berkembang sejak Kerajaan Negara Dipa. Kesenian ini awalnya berkembang didalam kalangan istana raja. Bentuk topeng Banjar terdiri dari Topeng Gunung Sari, Topeng Patih, Topeng Panji, Topeng Batarakala (Sangkala/Gajah Barung), Topeng Pantul, Topeng Tambam, Topeng Pamambi, Topeng Pamimdu, Topeng Kalana, Topeng Ranggajiwa, dan lain – lain.
Tari Topeng juga berfungsi dalam konteks ritual, sering kali dipentaskan dalam upacara adat untuk memohon keselamatan atau keberuntungan. Ini menunjukkan bahwa tari topeng bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat setempat.
Seiring berjalannya waktu, Tari Topeng Kalimantan Selatan mengalami berbagai perkembangan.
Pada awal abad ke-20, seni pertunjukan ini mulai memasuki tahap baru dengan pengaruh dari seni pertunjukan lainnya, termasuk teater modern dan tari kontemporer. Munculnya generasi baru seniman dan penari juga turut mempengaruhi bentuk dan gaya tari ini, menjadikannya lebih dinamis dan variatif.
Di era modern, Tari Topeng tidak hanya dipentaskan dalam acara adat, tetapi juga dalam berbagai festival budaya, baik di dalam maupun luar negeri. Para seniman kini berusaha untuk mengintegrasikan elemen-elemen modern tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisional yang menjadi ciri khasnya.
Inovasi dalam gerakan, musik, dan kostum menjadi bagian dari upaya untuk membuat pertunjukan lebih menarik bagi generasi muda.
Sumber: Kemendikbud RI