Teknologi pangan yang digunakan pada tempe berupa pemrosesan dan pengawetan. Melalui teknologi pangan ini, kacang kedelai bisa diolah menjadi bahan makanan lain dengan kandungan gizi yang tinggi. Tempe diolah dengan cara difermentasi yang membuat adanya perubahan bentuk hingga bisa bertahan lebih lama.
WAHANAMEDIA.COM –Teknologi pangan merupakan ilmu yang banyak digunakan untuk pengolahan makanan.Tempe adalah salah satu jenis makanan yang dihasilkan dari pengolahan teknologi pangan.
Dengan menggunakan teknologi pangan, kacang kedelai bisa diolah menjadi beragam makanan dan salah satunya adalah tempe.
Sebelum mengetahui tentang proses pengolahan tempe, perlu pemahaman tentang teknologi pangan. Teknologi pangan adalah sebuah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bahan pangan khususnya sesudah panen.
Dengan pengolahan yang tepat makanan bisa diolah menjadi beragam hal, seperti hasil panen bisa menjadi makanan baru.Atau dari teknologi tersebut, sebuah jenis makanan bisa dibuat awet lebih lama.
Jadi ilmu dari teknologi pangan bisa berupa pemrosesan, pengemasan, penyimpanan, pengawetan, dan lain sebagainya.
Teknologi pangan yang digunakan pada tempe berupa pemrosesan dan pengawetan. Melalui teknologi pangan ini, kacang kedelai bisa diolah menjadi bahan makanan lain dengan kandungan gizi yang tinggi. Tempe diolah dengan cara difermentasi yang membuat adanya perubahan bentuk hingga bisa bertahan lebih lama.
Berikut akan dijelaskan tentang proses fermentasi dari tempe.
Proses Fermentasi Tempe
Tempe dibuat dengan cara fermentasi pada kacang kedelai dengan campuran beberapa bahan lain. Kacang kedelai yang akan digunakan harus dibersihkan lalu direbus agar kulit kedelai bisa dengan mudah terlepas.
Tanpa bagian kulit, kacang kedelai bisa lebih mudah untuk difermentasi menjadi tempe. Setelah direbus, kacang kedelai masih harus direndam selama sekitar 22 hingga 24 jam.
Perendaman ini bertujuan untuk menumbuhkan asam bakteri secara alami dan menciptakan suasana asam. Kemudian, kedelai akan melalui proses fermentasi asam yang membentuk asam laktat dan asam asetat.
Jika kedelai sudah asam, proses selanjutnya adalah perebusan kembali menggunakan air rendaman asam. Setelah perebusan kedua selesai, kedelai bisa ditiriskan dan didinginkan untuk kemudian dilakukan proses selanjutnya.
Proses selanjutnya merupakan proses inokulasi atau peragian menggunakan jamur tempe atau Rhizopus oligos porus dan Rhizopus oryzae. Kedelai yang sudah diragi perlu disimpan di suhu kamar selama satu hingga dua hari. Atau simpan tempe di suhu 30 derajat sampai 32 derajat celcius selama 20 jam.
Biasanya kacang kedelai akan disimpan dengan dibungkus daun atau plastik yang dilubangi agar udara bisa masuk. Selama proses fermentasi, jamur akan berkembang biak dan membentuk hifa yang mengikat satu sama lain sehingga merekatkan biji-biji kedelai. Karena itu, saat memakan tempe ada bagian-bagian berwarna putih dengan tekstur lunak yang merupakan hifa jamur.
Demikian informasi manfaat teknologi pangan dalam proses pengolahan tempe menjadi bahan makanan. Semoga bermanfaat…
Berbagai sumber