Dalam 12 bulan terakhir, Spotify menghapus lebih dari 75 juta lagu spam yang dinilai merusak ekosistem musik digital. Lonjakan ini dipicu oleh pesatnya penggunaan teknologi AI generatif dalam pembuatan musik, yang sering kali dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk manipulasi dan penipuan.
Untuk menjaga integritas platform, Spotify memperkenalkan tiga kebijakan utama:
- Penegakan aturan impersonasi
Spotify melarang keras penggunaan AI untuk membuat tiruan suara artis tanpa izin resmi (deepfake/voice clone). Selain itu, mereka juga meningkatkan sistem keamanan untuk mencegah praktik “content mismatch” di mana musik diunggah secara curang ke profil artis lain. - Filter spam baru
Sistem baru ini dirancang untuk memblokir praktik manipulasi seperti unggahan massal, duplikasi metadata, lagu berdurasi 30 detik untuk mengejar royalti, hingga manipulasi SEO. Lagu dan akun yang terdeteksi akan berhenti direkomendasikan oleh sistem Spotify. - Kredensial AI dalam musik
Spotify bersama DDEX mengembangkan standar industri baru untuk mencatat keterlibatan AI dalam sebuah karya musik, mulai dari vokal, instrumen, hingga proses produksi. Informasi ini nantinya akan tampil di aplikasi agar lebih transparan dan membangun kepercayaan dengan pendengar.
Kebijakan ini disambut positif oleh berbagai pihak, termasuk Universal Music Group dan Warner Music Group, yang menilai langkah tersebut penting untuk melindungi kreativitas, hak cipta, dan ekonomi para artis.
Spotify menegaskan, tujuan kebijakan ini bukan untuk menghukum penggunaan AI, tetapi memastikan teknologi tersebut dimanfaatkan secara etis dan tidak merugikan musisi maupun pendengar.