Efriza menilai Kondisi kemungkinan ini amat besar peluangnya terjadi, maka diyakini pengumuman Pasangan RK tidak akan terjadi kejutan, peluang besarnya RK-Suswono yang akan dipilih.
WAHANAMEDIA.COM –Presiden Jokowi diakhir pemerintahannya hari ini melakukan reshuffle, jelas ini adalah “bagi-bagi kekuasaan”, meski dengan nama dan maksud bertujuan transisi pemerintahan dari Presiden Jokowi kepada Prabowo.
Hali ini diungkapkan Efriza, Pengamat Politik Citra Institute dan Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) Serang, kepada Wahana Media, Senin (19/8/2024).
Efriza mengatakan Pola mengakomodir orang-orang kepercayaan dari kepentingan capres terpilih Prabowo adalah tindakan yang melecehkan dan menyalahgunakan penggunaan kekuasaan dengan sewenang-wenang yang dilakukan oleh Presiden Jokowi.
“Sebab Prabowo belum resmi dilantik, sedangkan Presiden Jokowi juga masih banyak persoalan terkait visi-misi yang belum terpenuhi seperti masalah penurunan angka stunting yang belum sesuai dijanjikan 14 persen, kemiskinan ekstrem belum terpenuhi angka 0 persen. Semestinya Presiden Jokowi konsentrasi menyelesaikan kerjanya lebih maksimal dalam memproses berbagai janji kampanye yang belum terpenuhi,” terangnya.
Bukan malah menaruh orang-orang Prabowo di pemerintahan, imbuh Efriza, sebab mengakomodir orang-orang Prabowo adalah tindakan anomali demokrasi, capres terpilih saja belum dilantik tetapi proses menteri-menterinya sudah mendahului proses pelantikan capres terpilih.
“Sisi lain, yang juga mengkhawatirkan adalah pemerintahan Jokowi dan KIM Plus tidak hanya melakukan reshuffle tetapi berkelindan dengan rencana mengumumkan cagub terpilih RK dan pasangannya,” ujarnya.
Jika melihat fakta di lapangan atas analisa peristiwa, ulas Efriza, RK akan dipasangkan dengan Suswono ketimbang Kaesang.
Efriza mencermati, perihal banyak kekhawatiran jika dipasangkan dengan Kaesang karena rekayasa menghadirkan kompetisi semu dengan dihadirkannya Calon Independen Pangrekun-Kun Wardhana ternyata malah bermasalah dalam proses mencari dukungan KTP dengan melakukan tindakan tidak terpuji berupa pencatutan nama dan NIK, maka kemungkinan besar pasangan ini bisa didiskualifikasi atau dinyatakan kelolosannya dianulir. Kaesang tentu khawatir jika dia ditaruh di Jakarta.
“Jika ini terjadi, maka kemungkinan hadirnya calon tunggal vs kotak kosong tidak akan terwujud, jika PKS tidak memperoleh kursi cawagub,” tuturnya.
Jika RK-Kaesang dihadirkan, lanjut Efriza, sedangkan PKS dikecewakan karena janji memberikan kursi cawagub untuk kader internalnya di ingkari, maka memungkinkan PKS melakukan tindakan keluar dari KIM Plus, besar peluangnya.
“Tindakan PKS keluar dari KIM Plus yang dikhawatirkan adalah ketika sehari setelah deklarasi RK-Kaesang, sebab malah akan membuat PKS menjadi pahlawan, dan tentu saja PKS akan berkoalisi bersama Anies dan PDIP,” tukasnya.
Efriza menilai Kondisi kemungkinan ini amat besar peluangnya terjadi, maka diyakini pengumuman Pasangan RK tidak akan terjadi kejutan, peluang besarnya RK-Suswono yang akan dipilih.
“Tetapi apakah KIM Plus akan solid jika RK-Suswono? Tentu saja juga tidak, mengakomodir PKS, dapat pula menghadirkan tindakan pembangkangan, partai politik yang bisa loncat dari KIM Plus adalah PKB untuk bersama Anies dan PDIP yang memungkinkan mengusung Anies-Rano sebab melihat proses demokrasi yang dicederai, partai politik KIM Plus memungkinkan akan ada pembangkangan atas nama demokrasi diciderai oleh Pemerintahan Jokowi dan untuk juga mengakomodir kepentingan Prabowo dan Gerindra dengan merencanakan menguasai Jawa dan Sumut dengan menggunakan strategi dan rencana tidak sehat melalui mengatur proses demokrasi,” ulasnya.
“inilah yang sedang terjadi secara nyata, masyarakat patut melawan tindakan-tindakan tidak sehat dengan nelecehkan demokrasi. Melecehkan demokrasi menunjukkan tindakan melecehkan suara rakyat, suara rakyat dilecehkan artinya legitimasi yang didapat adalah legitimasi cacat, itu yang semestinya dipahami oleh KIM atau KIM Plus,” pungkasnya.(BJP)