Pengamat Politik Citra Institute dan Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) Serang, Efriza mengatakan, Kaesang tak usah mencari Sensasi lagi.
WAHANAMEDIA.COM –Setelah dilaporkan atas dugaan gratifikasi lantaran menerima dan menggunakan fasilitas jet pribadi, Kaesang Pangarep belakangan sempat hilang dari radar publik.
Terlepas keberadaanya, perbuatan mendapatkan fasilitas jet pribadi berpotensi menjadi dugaan menyalahgunakan wewenang atau penyimpangan sepanjang ada kaitannya dengan fungsi jabatan keluarga.
Karena ada hubungan jabatan dalam keluarga Presiden yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggara negara. Perlu klarifikasi dari Kaesang terkait berhak tidaknya mendapatkan pemberian fasilitas jet pribadi.
Klarifikasi Kaesang Bagus Buat PSI?
Pengamat Politik Citra Institute dan Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) Serang, Efriza mengatakan, Kaesang tak usah mencari Sensasi lagi.
“Ia harus berani, gentle, mengklarifikasi penggunaan jet pribadi, meski banyak opini terkait gratifikasi adalah kurang pas karena ia bukan pejabat negara, tetapi ia anaknya presiden, artinya lebih kepada memungkinkan Kaesang menggunakan pemanfaatan dari pengaruh dan kekuasan ayahnya yang Presiden untuk bergaya hidup hedonis,” ulas Efriza kepada Wahana Media dalam pesan singkatnya, Jumat (6/9/2024).
Jika dibiarkan tanpa klarifikasi,imbuh Efriza, Kaesang telah memberikan catatan dan “noda” diakhir kepemimpinan 10 tahun ayahnya Presiden Jokowi yang dikenal seserhana. Juga disayangkan gegara ulah Kaesang terjadi anomali, Jokowi yang secara kepuasan masyarakat nilainya tinggi, tetapi sebagai ayah ia kurang memperoleh sentimen positif publik akibat perilaku hedon Kaesang.
Efria meyarankan, agar klarifikasi Kaesang juga baik bagi “wajah” dan rekam jejak PSI ke depannya.
“PSI selama ini dianggap merupakan partai baru yang punya semangat baru degan gagasan yang hebat untuk negeri, tetapi perilaku Kaesang akan membuat masyarakat merasa PSI tidak punya nilai-nilai luhur yang peduli dengan rakyat. Dikala rakyat makin susah dengan beban hidupnya dan harus berjuang ekstra keras untuk menyambung hidup sedangkan Kaesang sebagai Ketua Umum PSI malah hidupnya hedonis,” paparnya.
Pola hidup hedonis Kaesang, kata Efriza tidak juga dapat dianggap merepresentasikan Kaesang yang sukses dengan bisnis Pisangnya.
“Malah yang hadir adalah persepsi publik, sebagai Ketua Umum PSI ia memanfaatan pengaruh dan kekuasan ia sebagai anak dari presiden Jokowi, artinya Kaesang sebagai anak Presiden dan ketua umum partai tidak memberikan contoh yang baik dalam gaya hidup, minimal Kaesang bersimpatik kepada masyarakat dengan pola hidup sederhananya bukan seperti sekarang bertingkah polah bahwa ia bebas melakukan apapun karena anaknya presiden,” pungkasnya.(BJP)