Masuknya reggae ke Indonesia semakin terlihat pada pertengahan hingga akhir 1980-an. Beberapa musisi lokal mulai mengadaptasi gaya musik ini dalam karya-karya mereka.
WAHANAMEDIA.COM –Reggae berbasis pada gaya ritmis yang bercirikan aksen pada off-beat atau sinkopasi, yang disebut sebagai skank. Pada umumnya reggae memiliki tempo lebih lambat daripada ska maupun rocksteady.
Reggae adalah aliran musik yang awalnya dikembangkan di Jamaika pada akhir era 60-an. Sekalipun kerap digunakan secara luas untuk menyebut hampir segala jenis musik Jamaika, istilah reggae lebih tepatnya merujuk pada gaya musik khusus yang muncul mengikuti perkembangan ska dan rocksteady.
Biasanya dalam reggae terdapat aksentuasi pada ketukan kedua dan keempat pada setiap bar, dengan gitar rhythm juga memberi penekanan pada ketukan ketiga; atau menahan kord pada ketukan kedua sampai ketukan keempat dimainkan.
Utamanya “ketukan ketiga” tersebut, selain tempo dan permainan bassnya yang kompleks yang membedakan reggae dari rocksteady, meskipun rocksteady memadukan pembaruan-pembaruan tersebut secara terpisah.
Mengutip antaranews.com, musik reggae di Indonesia dimulai pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an. Pada saat itu, musisi-musisi Indonesia mulai tertarik dengan genre ini, terutama karena pengaruh musisi legendaris seperti Bob Marley.
Masuknya reggae ke Indonesia semakin terlihat pada pertengahan hingga akhir 1980-an. Beberapa musisi lokal mulai mengadaptasi gaya musik ini dalam karya-karya mereka. Salah satu band yang dianggap sebagai pelopor reggae di Indonesia adalah Black Brothers dari Papua, yang memperkenalkan elemen reggae dalam musik mereka.
Pada tahun 1990-an hingga 2000-an, reggae mulai mendapatkan tempat yang lebih besar di hati penikmat musik Indonesia. Band-band seperti Rastafara dan Asian Roots muncul dan mulai dikenal di kalangan penikmat musik. Lagu-lagu mereka sering kali mengangkat tema sosial, politik, dan budaya yang relevan dengan kondisi di Indonesia. Reggae mengalami kebangkitan di Indonesia.
Salah satu band yang sangat berpengaruh dalam memperkenalkan reggae kepada generasi baru adalah Steven & Coconut Treez.
Selain Steven & Coconut Treez, ada juga musisi dan band lain yang turut berkontribusi dalam perkembangan reggae di Indonesia, seperti Tony Q Rastafara, Souljah, dan Gangstarasta. Mereka menambahkan unsur-unsur lokal yang membuat musik mereka lebih relevan dan diterima di Indonesia.
Musik reggae telah mengalami perjalanan panjang di Indonesia, dari yang awalnya dianggap sebagai genre asing hingga menjadi salah satu genre yang populer dan dicintai. Musik reggae tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga menjadi medium untuk menyampaikan pesan-pesan positif dan menginspirasi banyak orang.