Menelisik Keraton Surakarta, Bermula dari Kartasura yang Rusak

Menelisik Keraton Surakarta, Bermula dari Kartasura yang Rusak

Keraton Surakarta atau juga dikenal sebagai Keraton Solo jadi salah satu kerajaan atau keraton yang masih eksis di Jawa Tengah. Terdapat cerita panjang di balik berdirinya Keraton Surakarta yang ternyata bermula dari Keraton Kartasura yang rusak

WAHANAMEDIA.COM –Inilah pusat perkembangan kesenian dan kebudayaan di Solo. Bahkan, pada masa lalu, area ini juga merupakan pusat pemerintahan yang ada di Solo. Keraton Surakarta Hadiningrat merupakan tempat yang harus Anda kunjungi jika datang ke Solo.

Di sini, Anda tidak hanya akan melihat bangunan peninggalan kejayaan di masa lalu, tapi juga belajar kearifan yang ditinggalkan generasi terdahulu.

Keraton Surakarta Hadiningrat mulai dibangun pada tahun 1743 dan diresmikan pada 17 Februari 1745 atau 17 Suro 1670. Keraton ini merupakan pindahan dari keraton sebelumnya yang berada di Kartasura. Keraton di Kartasura hancur setelah terjadinya pemberontakan.

Keraton Surakarta atau juga dikenal sebagai Keraton Solo jadi salah satu kerajaan atau keraton yang masih eksis di Jawa Tengah. Terdapat cerita panjang di balik berdirinya Keraton Surakarta yang ternyata bermula dari Keraton Kartasura yang rusak.

Bangsal Marakata merupakan tempat bagi Abdi Dalem Bupati Lebet yang akan menemui Raja. Bangsal ini juga digunakan untuk mewisuda Abdi Dalem Panewu Mantri/Ist
Bangsal Marakata merupakan tempat bagi Abdi Dalem Bupati Lebet yang akan menemui Raja. Bangsal ini juga digunakan untuk mewisuda Abdi Dalem Panewu Mantri/Ist

Meskipun berdirinya Keraton Surakarta disebut bermula dari Keraton Kartasura yang rusak, tetapi berdirinya keraton yang dipimpin oleh Pakubuwono ini tak terlepas dari sejarah panjang Kerajaan Mataram.

Adapun perpindahan dari Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta juga disebabkan oleh adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1740-an.

Berikut ini informasi lengkap mengenai sejarah Keraton Surakarta dikutip dari skripsi ‘KONFLIK RAJA KEMBAR KERATON SURAKARTA HADININGRAT (2004-2012)’ yang disusun oleh Risti Eviana dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), diakses Wahana Media dari situs eprints.uny.ac.id, Rabu (25/9/2024).

Keraton Surakarta/Ist
Keraton Surakarta/Ist

Sejarah Berdirinya Keraton Surakarta
Berdirinya Keraton Surakarta tidak terlepas dari Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram ini didirikan oleh Panembahan Senapati Ing Ngalogo pada tahun 1575 dan menjadi sultan pertama.

Kerajaan Mataram berkembang hingga mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Agung pada tahun 1613-1645.

Dari Kerajaan Mataram ini kemudian melahirkan keturunan dinasti berikutnya, yaitu Keraton Surakarta yang didirikan oleh Pakubuwono II dengan gelar Susuhunan Paku Buwana Senapati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panatagama.

Ilustrasi Keraton Surakarta/Ist
Ilustrasi Keraton Surakarta/Ist

Geger Pecinan
Pada masa pemerintahan Pakubuwono II terjadi peristiwa Geger Pecinan. Pemberontakan ini dimulai sejak tahun 1740 saat VOC memberlakukan kebijakan untuk mengurangi jumlah orang Cina di Batavia yang kemudian membuat banyak orang Cina mengungsi ke wilayah Jawa Tengah dan membentuk laskar-laskar perlawanan.

Pelarian laskar Cina tersebut mendapat dukungan dari para bupati di wilayah pesisir serta secara diam-diam Pakubuwono II juga mendukung gerakan perlawanan laskar Cina terhadap VOC ini melalui Adipati Natakusuma selaku seorang patih Kerajaan Kartasura dengan tujuan untuk memukul mundur kekuasaan VOC di wilayah kekuasaan Mataram Kartasura.

Namun, usai melihat Kota Semarang yang menjadi pusat VOC di Timur Batavia tidak jatuh ke tangan orang-orang Cina, Pakubuwono II menarik dukungannya dan kembali memihak VOC untuk memerangi perlawanan laskar Cina.

Pakubuwono II kemudian menangkap Adipati Natakusuma yang akhirnya dihukum buang ke Sailon (Srilanka) untuk menutupi kecurigaan VOC terhadapnya. Namun, kekuatan pasukan Cina semakin kuat dengan adanya dukungan Bupati Pati, Grobogan, dan beberapa kerabat raja.

Bahkan, laskar Cina ini mampu mengangkat Mas Garendi sebagai penguasa yang baru atas kerajaan Mataram Kartasura dengan gelar Sunan Kuning.

Pada tahun 1742 pihak kerajaan semakin terdesak, sehingga membuat raja, kerabat, dan pengikutnya yang masih setia harus mengungsi ke Ponorogo.

Para pemberontak berhasil menduduki dan merusak bangunan Keraton Kartasura. Pemberontakan tersebut kemudian dapat dipadamkan oleh Pakubowono II dengan bantuan pasukan VOC. Pakubuwono II berhasil merebut kembali Kerajaan Kartasura yang sebelumnya berhasil diduduki oleh laskar Cina.

Di bagian dalam, terdapat taman yang dilapisi pasir hitam. Pasir ini diambil dari Pantai Parangkusumo dan Gunung Merapi. Taman ini ditanami 76 pohon sawo kecik/Ist
Di bagian dalam, terdapat taman yang dilapisi pasir hitam. Pasir ini diambil dari Pantai Parangkusumo dan Gunung Merapi. Taman ini ditanami 76 pohon sawo kecik/Ist

Berpindah ke Surakarta
Usai kembali bertakhta, Pakubuwono II merasa bahwa Keraton Kartasura sudah tidak layak untuk menjadi pusat kerajaan. Hal ini karena menurut kepercayaan Jawa, keraton yang sudah rusak telah kehilangan wahyu.

Akhirnya, usai melalui berbagai pertimbangan, Desa Solo dipilih menjadi tempat pengganti Keraton Kartasura yang sudah rusak yang kemudian diberi nama Keraton Surakarta oleh Pakubuwono II. Secara resmi Keraton Surakarta berdiri pada 17 Februari 1745.

Demikian penjelasan mengenai sejarah Keraton Surakarta yang bermula dari rusaknya Keraton Kartasura saat Geger Pecinan.

Berbagai sumber

editor

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://sice.umsida.ac.id/boost/ https://jurnal.itpln.ac.id/boost/ https://ejurnal.bkkbn.go.id/boost/ https://jurnal.sttekumene.ac.id/boost/ https://www.ejurnal.itsi.ac.id/boost/ https://journal.stiba.ac.id/boost/ https://wahanamedia.com/burungbet/