Hampir sama, impor HS 62 mayoritas berasal dari China. Kemudian disusul Bangladesh, Vietnam, Hong Kong dan Maroko.
WAHANAMEDIA.COM –Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pakaian jadi meningkat pada Juli 2024, terutama dari China.
Impor pakaian dan aksesoris rajutan (HS 61) naik 55,46 persen secara bulanan (mtm). Sedangkan pakaian dan aksesoris bukan rajutan (HS 62) naik 29,91.
“Untuk HS 61 utamanya berasal dari Tiongkok, Vietnam, Bangladesh, Turki, dan Italia,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Kamis (15/8/2024).
Hampir sama, impor HS 62 mayoritas berasal dari China. Kemudian disusul Bangladesh, Vietnam, Hong Kong dan Maroko.
Sementara itu, nilai impor alas kaki dari China naik 21,54 persen secara tahunan (yoy) dan 7,37 persen secara bulanan.
Namun, Amalia mengatakan komoditas yang paling banyak diimpor RI dari China bukan pakaian jadi dan alas kaki melainkan mesin dan peralatan mekanik serta bagiannya (HS 84) yang nilai impornya mencapai US$1,55 miliar.
“Kemudian kedua terbesar adalah mesin dan peralatan elektrik dan bagiannya, nilainya US$1,27 miliar,” tandasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pakaian jadi meningkat pada Juli 2024, terutama dari China.
Impor pakaian dan aksesoris rajutan (HS 61) naik 55,46 persen secara bulanan (mtm). Sedangkan pakaian dan aksesoris bukan rajutan (HS 62) naik 29,91.
“Untuk HS 61 utamanya berasal dari Tiongkok, Vietnam, Bangladesh, Turki, dan Italia,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Kamis (15/8/2024).
Hampir sama, impor HS 62 mayoritas berasal dari China. Kemudian disusul Bangladesh, Vietnam, Hong Kong dan Maroko.
Sementara itu, nilai impor alas kaki dari China naik 21,54 persen secara tahunan (yoy) dan 7,37 persen secara bulanan.
Namun, Amalia mengatakan komoditas yang paling banyak diimpor RI dari China bukan pakaian jadi dan alas kaki melainkan mesin dan peralatan mekanik serta bagiannya (HS 84) yang nilai impornya mencapai US$1,55 miliar.
“Kemudian kedua terbesar adalah mesin dan peralatan elektrik dan bagiannya, nilainya US$1,27 miliar,” tandasnya.
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)