Kue maksuba adalah jajanan tradisional yang masih sering dikonsumsi masyarakat Palembang hingga hari ini. Makanan ini disukai masyarakatnya karena enak dan sedap rasanya.
WAHANAMEDIA.COM –Kue Maksuba berasal dari Kesultanan Palembang dan merupakan warisan dari masa lalu. Pembuatannya membutuhkan telur bebek dalam jumlah besar, sehingga hanya kalangan bangsawan dan orang-orang mampu yang dapat membuat kue ini.
Nama “maksuba” berasal dari bahasa Arab yang berarti “penghormatan” atau “penghargaan”. Kue ini diyakini sebagai bentuk penghormatan kepada kerabat dan tamu yang datang.
Kue maksuba adalah jajanan tradisional yang masih sering dikonsumsi masyarakat Palembang hingga hari ini. Makanan ini disukai masyarakatnya karena enak dan sedap rasanya.
Kue Maksuba sendiri bukan sekadar jajanan biasa, kehadirannya di piring sajian sudah eksis sejak zaman kesultanan Palembang. Hal tersebut terjadi karena hanya kelompok bangsawan yang bisa menikmati sajian ini.
Kue Maksuba dibuat dari telur bebek, sehingga membuat kue ini cukup terbilang mahal dan tak sembarang orang mampu mengolahnya.
Kue ini juga memiliki cita rasa yang manis, sehingga legitnya gula dicampur telur membuat makanan ini disukai banyak kalangan usia. Kedua dominasi bahan campuran ini juga menjadi alasan mengapa kue Maksubak bisa awet dalam waktu lama.
Kue Maksuba tergolong kue basah. Zaman dahulu masyarakat membuat Kue Maksuba tidak setiap saat, melainkan ketika ada momen penting. Misalnya akan ada kunjungan tamu, perayaan hari besar hingga pernikahan.
Oleh sebab itu, kue Maksuba menjadi kuliner yang sarat akan makna. Salah satunya makna tentang penghormatan. Bernilai penghormatan karena tamu yang berkunjung ke suatu tempat disajikan kue Maksuba.
Selain itu, dalam rencana pernikahan, kue Maksuba juga menjadi tolak ukur bagi seorang perempuan yang sudah siap untuk melangsungkan pernikahan. Biasanya calon mertua akan mengirimi bahan-bahan mentah untuk pembuatan kue ini dan sang wanita harus memasaknya dan mengirimkan sebagai hantaran.
Pada masa kesultanan kue ini disajikan pada bulan Ramadan sebagai sajian berbuka puasa atau disajikan pada suatu tradisi bersilahturahmi yaitu tradisi Sanjo. Kue Maksuba biasa disajikan pada upacara keagamaan baik Lebaran (Idul Fitri) atau tahun baru China.
Kue Maksuba merupakan makanan khas yang unik dan istimewa, dengan rasa dan tekstur yang khas. Meskipun langka, makanan ini tetap dihargai oleh masyarakat Sumatera Selatan dan dianggap sebagai salah satu kuliner terbaik di daerah tersebut.
Berbagai sumber