Silfester mengakui memang ada kekurangan-kekurangan selama kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin. Apalagi ada orang-orang sekeliling presiden, seperti para pejabat yang korupsi.
WAHANAMEDIA.COM –Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina memastikan permintaan maaf yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tulus.
Menurut Silfester, permintaan maaf yang disampaikan presiden pada zikir kebangsaan (1/8/2024), merupakan sebagai sebuah tradisi yang baik.
“Apalagi permintaan maaf tersebut disampaikan di tempat yang menjadi simbol kenegaraan. Permintaan maaf itu disampaikan presiden sebagai bentuk ketidaksempurnaan beliau sebagai pemimpin,” ujar Wakil ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Silfester Matutina, dalam acara bincang politik di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Silfester mengakui memang ada kekurangan-kekurangan selama kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin. Apalagi ada orang-orang sekeliling presiden, seperti para pejabat yang korupsi.
“Tentu saja hal tersebut turut merusak nama Pak Jokowi dan jalannya pemerintahan beliau. Tak ada gading yang tak retak atau sempurna, demikian juga dengan presiden,” imbuh Silfester.
Dia juga menangapi sejumlah pihak yang menanggapi miring pernyataan maaf presiden tersebut. Menurutnya, hanya orang dalam kondisi tidak sehat yang berpresepsi negatif pernyataan maaf presiden tersebut.
“Saya yakin masyarakat kita mayoritas menyambut positif pernyataan maaf presiden. Ini bisa dilihat dari kunjungan saya ke berbagai daerah yang menemui masyarakat dan banyak merasa happy dengan kepemimpinan pak Jokowi,” tuturnya.
Presiden Joko Widodo menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat dalam sambutan momen zikir kebangsaan di Istana Merdeka, pada Kamis malam, (1/8/2024). Acara ini merupakan salah satu rangkaian “Bulan Kemerdekaan” HUT Kemerdekaan ke-79 RI.
Jokowi mengatasnamakan juga Wakil Presiden Ma’ruf Amin memohon maaf kepada rakyat di hadapan ribuan undangan. Khususnya selama menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
Selama menjabat sebagai Presiden Indonesia, Jokowi dengan tulus menyadari tidak bisa menyenangkan semua pihak. Jokowi mengaku tidak bisa memenuhi harapan semua orang.(BJP)