Potensi sumber daya Akuakultur Indonesia, khususnya udang vaname, cukup besar. Potensinya yang besar ini, perlu didukung dengan teknologi budidaya udang vaname agar makin berkembang.
WAHANAMEDIA.COM –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan peningkatan produksi udang nasional sebesar 250% dalam lima tahun (2019-2024). Untuk mencapai target tersebut, Petambak Indonesia harus didukung dari berbagai aspek, salah satunya adalah pemanfaatan alat tambak udang berbasis teknologi digital.
Potensi sumber daya Akuakultur Indonesia, khususnya udang vaname, cukup besar. Potensinya yang besar ini, perlu didukung dengan teknologi budidaya udang vaname agar makin berkembang.
Potensi budidaya air payau di Indonesia mencapai 2,8 juta hektar. Namun, pemanfaatannya diperkirakan baru sekitar 21,64% atau seluas 605.000 hektar.
Teknologi Budidaya Udang Vaname Berbasis IoT
Seiring dengan perkembangan sektor Akuakultur, teknologi digitalisasi yang dikembangkan untuk budidaya udang saat ini sedang gencar dilakukan. Data budidaya udang merupakan salah satu aspek terpenting dalam proses decision making atau pembuatan keputusan.
Melalui data budidaya, Petambak dapat menganalisis kondisi tambak. Dengan analisis yang ada, Petambak bisa mengambil keputusan berdasarkan data yang lebih tepat sasaran. Perhitungan untuk analisis usaha budidaya pun dapat dilakukan dengan lebih presisi. Ditambah, keamanannya lebih terjamin karena penyimpanan data dilakukan secara digital.
Digitalisasi manajemen data budidaya merupakan salah satu penyesuaian proses koleksi data dengan teknologi 4.0 yang memanfaatkan Internet of Things (IoT). Aplikasi dari teknologi ini membuat big data dapat disimpan secara online dan diolah untuk analisis tertentu.
Digitalisasi data budidaya juga menjadi penting karena dengan bantuan sistem cloud, data-data tersebut akan tersimpan secara otomatis dan juga memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi. Risiko data yang hilang akibat human error juga akan berkurang. Penyimpanan secara online mampu membantu Petambak dalam mengakses data budidaya sehingga dapat dilakukan di mana saja.
Berikut adalah jenis-jenis teknologi budidaya udang vaname untuk memaksimalkan hasil panen,
1. Kincir Air Tambak Berbasis IoT
Kincir air merupakan salah satu sarana budidaya udang yang berperan penting dalam menciptakan kondisi seimbang pada tambak. Fungsinya untuk menimbulkan pergerakan air dalam tambak serta menghasilkan semburan aliran air yang kuat.
Dengan adanya inovasi kincir air tambak berbasis IoT (Internet of Things), Bapak/Ibu Petambak dapat terbantu karena teknologi ini bisa menjaga kadar oksigen dengan baik.
Keunggulan dari kincir air tambak ini adalah dapat menghasilkan Dissolved Oxygen (DO) yang tinggi, cakupan area dan semburan maksimal, biaya operasional lebih murah, sparepart mudah didapatkan, perawatan mudah, dan harga lebih kompetitif.
2. Pengontrol Kualitas Air Digital
Salah satu kendala dalam budidaya udang adalah buruknya kualitas air yang menyebabkan gagal panen. Kualitas air yang buruk mengakibatkan udang berpotensi terserang penyakit White Feces Disease (WFD).
Serangan penyakit dapat menimbulkan kematian massal udang akibat kualitas air yang buruk. Hal tersebut menjadi salah satu permasalahan serius dalam budidaya udang.
Salah satu teknologi yang dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas Petambak Indonesia adalah alat pengontrol kualitas air digital berbasis IoT (Internet of Things).
Teknologi ini, digunakan untuk mengukur kualitas air tambak berdasarkan parameter suhu dan pH air. Alat ini dapat membantu Bapak/Ibu Petambak untuk memantau kualitas air secara real time dan menganalisis data hasil pengukuran secara digital.
3. Nanobubble Technology
Sistem budidaya udang secara intensif dan super intensif menggunakan padat tebar yang tinggi sehingga dapat memberikan kenaikan produksi yang tinggi. Akan tetapi, hal ini mempunyai dampak kurang baik, yaitu terjadinya penurunan kualitas air.
Penurunan kualitas air akibat padat tebar tinggi dapat membuat pertumbuhan udang terganggu, menurunkan ketahanan tubuh, udang terinfeksi penyakit, dan menyebabkan kematian.
Salah satu teknologi yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas budidaya adalah teknologi nanobubble. Teknologi ini dapat menyediakan oksigen dalam waktu yang lebih lama di tambak, sehingga dapat menjaga kadar oksigen terlarut agar tetap stabil.
4. eFeeder dari eFishery
eFeeder dari eFishery adalah auto feeder pakan udang atau alat pemberi pakan udang otomatis yang mampu menekan angka FCR dan meningkatkan size udang dengan mudah. eFeeder terhubung dengan aplikasi sehingga Petambak dapat dengan mudah mengatur frekuensi, takaran, dan jadwal pemberian pakan udang.
Kini budidaya udang vaname akan jadi lebih mudah dengan teknologi yang telah dipaparkan dan dapat menjadi rekomendasi bagi para petambak agar produk yang dapat mendukung keberhasilan budidaya udang.
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)