Hamas telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru sayap politiknya, menggantikan Ismail Haniyeh, yang dibunuh di Teheran minggu lalu.
WAHANAMEDIA.COM –Hamas telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai kepala baru biro politiknya, mengangkat militan garis keras ini ke posisi tertinggi dalam kelompok tersebut setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran.
Pengangkatan Sinwar diumumkan dalam sebuah pernyataan singkat oleh Hamas, Selasa (6/8/2024) yang disiarkan di saluran media pemerintah Iran yang pro-Hamas.
Pengangkatan Yahya Sinwar menyusul pembunuhan pendahulunya, Ismail Haniyeh
Hamas telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru sayap politiknya, menggantikan Ismail Haniyeh, yang dibunuh di Teheran minggu lalu.
Pengangkatan tersebut diumumkan dalam sebuah pernyataan singkat oleh kelompok militan Palestina tersebut, kemarin.
Sinwar telah menjabat sebagai pemimpin kelompok itu di Gaza sejak 2017. Israel meyakini dia sebagai dalang serangan 7 Oktober 2023 ke Israel selatan, di mana Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang.
Serangan itu memicu perang saat ini di Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.
Pejabat Israel yakin bahwa Sinwar telah bersembunyi di jaringan terowongan Hamas di bawah Gaza sejak pembantaian yang diduga dilakukannya 10 bulan lalu.
Segera setelah pernyataan Hamas, Menteri Luar Negeri Israel Katz menyerukan agar Sinwar dibunuh.
“Penunjukan teroris ulung Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh, adalah alasan kuat lainnya untuk segera melenyapkannya dan menghapus organisasi keji ini dari muka bumi,” Katz menulis di X (sebelumnya Twitter), Selasa (6/8/2024).
Pengumuman itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan, karena Iran dan sekutunya mengancam akan membalas pembunuhan Haniyeh, yang mereka tuduhkan kepada Israel. Negara Yahudi itu tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya.
Eskalasi tersebut telah mendorong AS untuk mengerahkan pasukan tambahan guna mempertahankan Israel, jika terjadi serangan.(AP)