Petarung yang dijuluki “Remember The Name” itu juga dengan bangga mengibarkan bendera Palestina saat mempromosikan pertarungan hari Sabtu sembari mengkritik perang Israel di Gaza.
WAHANAMEDIA.COM –Belal Muhammad telah membuat sejarah dengan menjadi seniman bela diri campuran Palestina pertama yang memenangkan gelar UFC, merebut gelar kelas welter dari juara bertahan Inggris Leon Edwards.
Muhammad yang berusia 36 tahun, seorang petarung Amerika yang lahir di Chicago pada 9 Juli 1988 dan putra dari dua imigran Palestina, meraih kemenangan keputusan bulat dalam lima ronde (48-47, 48-47, 49-46) di UFC 304 , Sabtu (27/7/2024).
Dengan wajah berlumuran darah, Muhammad (24-3) berlutut beberapa saat setelah ia tetap tak terkalahkan dalam pertarungan ke-11 berturut-turut dan sabuk di pinggangnya. Ia belum pernah kalah sejak 2019.
“Ini bukan hanya tentang saya sendiri, ini tentang mereka (warga Palestina dan warga Gaza)” yang ia perjuangkan, kata Muhammad sebelum pertandingannya di Manchester, Inggris.
Petarung yang dijuluki “Remember The Name” itu juga dengan bangga mengibarkan bendera Palestina saat mempromosikan pertarungan hari Sabtu sembari mengkritik perang Israel di Gaza.
Muhammad dan Edwards bertarung tanpa pemenang pada tahun 2021, hasil yang tidak memuaskan namun memicu kemenangan beruntun bagi kedua petarung.
Edwards menang empat kali berturut-turut, sementara Muhammad menang lima kali berturut-turut.
Pada tahun 2022, Edwards (22-4) mengalahkan Kamaru Usman untuk merebut sabuk dan mempertahankan gelar sebanyak dua kali, sebelum menghadapi Muhammad, kemarin.
Muhammad secara konsisten menyoroti latar belakang Palestinanya, menggunakan lagu Dammi Falesteeni (Darahku adalah Palestina) oleh pemenang Arab Idol Mohammed Assaf sebagai tema rapat umum.
“Tidak banyak atlet Palestina yang memiliki panggung atau panggung untuk mengibarkan bendera. Dan sekarang, terutama di masa-masa seperti ini, saya harus mengibarkan bendera itu lebih tinggi dari sebelumnya. Untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita ada, bahwa kita adalah sebuah negara, dan bahwa ada orang-orang nyata di sana,” tandasnya.
Sumber: Al-Jazeera