Angklung Alat Musik Khas Sunda yang Mendunia

Angklung Alat Musik Khas Sunda yang Mendunia

Angklung terdiri dari dua, tiga atau empat bambu dengan susunan dua, tiga dan empat nada. Bambu yang biasa digunakan untuk membuat angklung adalah awi wulung atau bambu hitam dan awi temen atau bambu putih.

WAHANAMEDIA.COM –Angklung merupakan salah satu alat tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu. Angklung dikenal sebagai alat musik yang berasal dari tanah Sunda yakni Jawa Barat dan sudah menjadi bagian dari warisan budaya.

Angklung erat kaitannya dengan adat istiadat, seni dan identitas budaya di Indonesia, dimainkan pada saat upacara seperti penanaman padi, panen dan khitanan.

Bambu hitam khusus untuk Angklung dipanen selama dua minggu dalam setahun saat jangkrik bernyanyi, dan dipotong setidaknya tiga ruas di atas tanah, untuk memastikan akarnya terus merambat.

Karena sifat kolaboratif musik angklung, bermain mempromosikan kerjasama dan saling menghormati di antara para pemain, bersama dengan disiplin, tanggung jawab, konsentrasi, pengembangan imajinasi dan memori, serta perasaan artistik dan musik,” seperti diterjemahkan detikJabar dari situs tersebut.

Berbeda dengan alat musik lainnya yang dipukul atau ditiup, cara memainkan angklung terbilang unik karena dilakukan dengan cara digoyangkan atau digetarkan.

Angklung terdiri dari dua, tiga atau empat bambu dengan susunan dua, tiga dan empat nada. Bambu yang biasa digunakan untuk membuat angklung adalah awi wulung atau bambu hitam dan awi temen atau bambu putih.

Dikutip dari situs Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud RI, Angklung adalah alat musik bernada ganda yang telah dikenal sejak abad ke 11.

Untuk nama angklung sendiri berasal dari Bahasa Sunda yaitu angkleung-angkleungan. Terdiri dari dua suku kata yaitu angka yang berarti nada dan lung yang berarti pecah.

Bunyi pada angklung tersebut dihasilkan oleh benturan badan pipa bambu sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.

Menurut situs resmi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, terciptanya alat musik angklung yang terbuat dari bambu berasal dari pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris.

Dengan kehidupan yang bersumber pada makanan pokok berupa padi ini kemudian muncul mitos Nji Sri Pohaci sebagai Dewi Sri pemberi kehidupan perenungan bagi masyarakat Sunda dahulu dalam mengelola pertanian terutama pertanian sawah dan ladang.

Syair lagu yang berkembang di masyarakat Sunda dianggap sebagai penghormatan dan persembahan kepada Nyi Sri Pohaci dan sebagai tolak bala agar bercocok tanam mereka tidak mendatangkan malapetaka .

Dalam perkembangannya syair lagu-lagu tersebut diiringi dengan bunyi tetabuhan yang terbuat dari batang-batang bambu yang dibuat sederhana yang kemudian kita kenal dengan nama angklung.

Jenis Angklung

Angklung Alat Musik Khas Sunda yang Mendunia/Ist
Angklung Alat Musik Khas Sunda yang Mendunia/Ist

Angklung dalam perkembangannya memiliki beberapa jenis, di antaranya:

1. Angklung Badeng
Badeng merupakan jenis kesenian musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut.

2. Angklung Dogdog Lojor
Angklung jenis ini digunakan pada saat ritual tradisi Dogdog Lojor yakni sebuah tradisi penghormatan kepada tanaman padi. Hingga saat ini, tradisi Dogdog Lojor masih dilakukan masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul setiap tahunnya.

3. Angklung Gubrag
Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan menanam, mengangkut hingga menempatkan padi ke lumbung.

4. Angklung Bungko
Bungko adalah kesenian daerah Cirebon khas dari desa Bungko di Kecamatan Kapetakan, yang terletak di pinggir pantai. Sebagian masyarakatnya bekerja sebagai nelayan.

Kesenian di desa tersebut menggunakan alat musik angklung yang pada akhirnya menjadi salah satu jenis angklung yang ada di Jawa Barat.

5. Angklung Daeng Soetigna/Padaeng
Angklung jenis ini dikenalkan pertama kali oleh Daeng Soetigna tahun 1938. Apa yang dilakukan Daeng sebenarnya sangat sederhana.

6. Angklung Buncis
Alat musik angklung jenis ini dinamai angklung buncis karena kerap dimainkan saat perayaan Buncis, yakni seni pertunjukan tradisional berupa hiburan yang kerap diselenggarakan di daerah Baros, Arjasari, Bandung.

Dengan modal pengetahuan musik yang diperolehnya dari sekolah buatan Belanda, ia mengembangkan angklung pentatonis menjadi bernada diatonis-kromatis (do-di-re-ri-mi-fa-fi-sol-la-li-si dst).

Pengembangan ini kemudian memungkinkan angklung dimainkan lebih luas untuk berbagai jenis musik, sehingga perkembangannya pun semakin cepat.

Berbagai Sumber

 

editor

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pola Gacor Scatter Hitam
Pola Jitu Aldous
http://sriwijayapost.tesys.co.id/